Herpes Ternyata Tidak Bisa Diobati Secara Tuntas dan Terus Bersarang Dalam Tubuh

Herpes Ternyata Tidak Bisa Diobati Secara Tuntas dan Terus Bersarang Dalam TubuhSalah satu jenis penyakit herpes merupakan herpes genital yang bersifat kronis dan sangat mengganggu. Hal ini merupakan salah satu jenis penyakit kelamin yang disebabkan oleh virus Herpes Simpleks (HSV).

Data WHO mencatat bahwa 417 juta orang di dunia mengalami Herpes Genital, dengan angka 267,3 juta wanita dan 150,1 juta pria.
Virus herpes terdiri dari dua jenis. Tipe 1 ditularkan melalui oral ke oral sedangkan tipe 2 lewat aktivitas seksual.
"Namun dengan semakin berkembangnya bentuk aktivitas seksual, maka terkadang ditemukan HSV tipe 1 di area genital," kata Wresti Indriatmi, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Konsultan.
Awal mula penyakit herpes dimulai dengan lesi inisial primer. Saat pertama kali terkena herpes genital, tubuh akan langsung menunjukkan gejala seperti sariawan, sakit dan timbulnya nanah.
Selanjutnya diikuti dengan lesi inisial non-primer yaitu saat pertama kali virus masuk, tubuh sudah terlebih dahulu membentuk antibodi sehingga virus tidak langsung terlihat atau menunjukkan gejala.
"Kemudian episode kambuhan, yaitu pada saat virus yang sudah ada dalam tubuh dan menunjukkan gejalanya saat antibodi menurun," lanjutnya.
Virus herpes tidak bisa diobati secara tuntas. Jika sekali terkena, maka virus akan terus bersarang di dalam tubuh. Obat yang diberikan hanya mengurangi kekambuhan penyakit ini.
"Sifatnya periodik, kemunculannya akan bergantung dari daya tahan tubuh pasien," kata dr. Wresti.
Masyarakat dapat melakukan pencegahan agar tidak terkena virus herpes, misalnya dengan tidak berganti-ganti pasangan saat melakukan hubungan seksual dan menjaga kebersihan area genital.
Selain itu, bisa juga dilakukan terapi bagi pasien herpes. Saat kondisi imunitas penderita sedang menurun, virus dapat aktif kembali. Sehingga menimbulkan episode rekurensi atau berulang.
"Bila episode ini terjadi minimal 6 kali dalam setahun, penderita akan diberikan terapi supresi sebagai lanjutan sesudah terapi rekurensi selesai dijalani," papar Anthony Handoko, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.

Komentar